Kamis, 05 Maret 2015

KESEHATAN MENTAL


KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental alih bahasa dari Mental Hygiene atau mental Health. Definisi-definisi yang diajukan  para ahli diwarnai oleh keahlian masing-masing. Menurut World Health Organization dalam Winkel  (1991) disebutkan : Sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental dan social secara penuh dan bukan semata-mata berupa absensinya penyakit atau keadaan lemah tertentu

Menurut pengertian para ahli: 
Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa: “Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”.    
Menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan individu tersebut.
Zakiah Darodjat, terhindarnya seseorang dari gejala-gejala ganggun dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.
Allport, manusia sehat adalah manusia yang mencapai kematangan.
Maslow, manusia sehat adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencapai kebahagiaan.


Kesehatan mental adalah keserasian atau kesesuaian antara seluruh aspek psikologis dan dimiliki oleh seorang untuk dikembangkan secara optimal agar individu mampu melakukan kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan-tuntutan atau nilai-nilai yang berlaku secara individual, kelompok maupun masyarakat luas sehingga yang sehat baik secara mental maupun secara sosial. Sikap hidup individu yang sehat dan normal adalah sikap yang sesuai dengan norma dan pola hidup kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan.

KONSEP SEHAT

Sehat dapat dikatakan, sutatu kondisi normal (baik) secara fisik , emosi (EQ), intelektual (IQ), spritual (SQ) dan sosial. Dari pernyataan diatas sudah bisa didapat tentang dimensi sehat, berikut pemahamannya:
  1.   FisikDiakatakan sehat bila secara fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak kekurangan sesuatu apapun
  2. EmosiOrang yang sehat secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan mengekspresikan perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan. Mampu mendidiplikan diri.
  3. IntelektualDikatakan sehat  secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan 
  4. SpiritualSementara orang yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi ketenangan jiwa dengan id mereka Secara rohani dianggap sehat karena pikirannya jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran sehingga bisa berpikir rasional
  5.  SosialSehat secara sosial dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan sekitarnya.mampu untuk bekerja sama

 SEJARAH KESEHATAN MENTAL

Sejarah Kesehatan mental merupakan suatu cerminan pemahaman masyarakat tentang gangguan mental dan tindakan yang diberikan. Ada beberapa pandangan mesyarakat terhadap gangguan mental di dunia barat :
1.      akibat kekuatan supranatural
2.      dirasuki oleh roh/setan
3.      dianggap kriminal karena memiliki derajat kebinatangan yang besar
4.      dianggap memilaiki cara berpikir irrasional.
5.      Dianggap sakit
6.      Merupaka reaksi terhadap tekanan/stress maladaptif
7.      Melarikan diri dari tanggung jawab

Zaman Prasejarah
Seperti apakah penyakit mentla yang dialami pada zaman purba? Ada suatu spekulasi bahwa beberapa gejala penyakit mental saat ini sama dan sangat mirip dengan yang ada pada saat itu. Pada zamannya, manusia purba sering mengalami gangguan-gangguan baik mental maupun fisik seperti infeksi arthritis, penyakit pernapasan dan usus. Tetapi penyakit mental pada saat itu benar benar ditangani cara pandang mereka adalah  merawatnya sama seperti penyakit fisik, karena berfikir bahwa mental dan fisik disebabkan oleh penyebab yang sama, yakni roh-roh jahat, halilintar atau mantera-mantera musuh. Jadi tindakan perawatan yang diberikan untuk penyakit bauk mental maupun fisik adalah seperti menggosok, menjilat, menghisap, memotong dan membalut. Atau dengan cara lain yang terpikirkan oleh kawan-kawannya, pemimpin-pemimpinnya, atau ia sendiri seperti menggunakan salep, mantera, obat keras dan sihir.Tetapi masih diperlakukan secara manusiawi.

Peradaban-peradaban Awal
Dalam peradaban yang dikenal di Mesir, Mesopotamia , India, Cina dan lainnya sepanjang zaman kuno (dari 5000 SM sampai 500 tahun M), penyakit mental mulai menjadi hal umum. Di Mesopotamia, penyakit mental dihubungkan dengan roh atau setan dan perawatannya dilakukan dengan upacara-upacara agama dan magis agar setan keluar dari tubuh si pasien. Sedangkan di Mesir, ilmu kedokteran agak lebih maju dan rasional. Contohnya seperti yang otak digambarkan untuk pertama kalinya dan diketahui juga peranannya dalam proses mental,dan disana juga dikembangkan terapi untuk pasien berupa rekreasi dan pekerjaan,serta diterapkan juga psikoterapi untuk mengobati penyakit mental. Sedangkan di Yahudi, penyakit mental diartikan sebagai suatu hukuman dari Tuhan dan hanya diobati dengan bertaubat. Tapi perhatian orang Yahudi juga memperhatikannya dari segi kemanusiaan dan ilmu kedokteran, bahkan pada tahun 490 M didirikan  rumah sakit di Yerusalem untuk para pasien penyakit mental.Tapi sampai sejaarah modern belakangan ini, sumbangan sumbangan yang besar terhadap kesehatan fisik dan mental manusia datang dari orang Yunani. Beberapa pandangan dalam pemikiran Yunani yang sangat penting yaitu dengan dilakukannya penelitian dan terminologi psikiatri modern.

Abad Pertengahan ( Abad Gelap)
Pada abad pertengahan, gangguan mental tidak dianggap sebagai penyakit. Banyak kebiasaan yang telah dilakukan dalam ilmu kedokteran sebelumnya tidak dilanjutkan,dan hal yang lebih buruk seperti takhayul dan ilmu tentang setan malah dihidupkan kembali. Exorcisme pada abad ini digunakan sebagai perawatan orang yang mengalami gangguan mental. Yaitu dengan menggunakan mantra- mantra dan jimat-jimat.pada tahun 1600an (dan sebelumnya) : Orang yang sakit secara mental dahulu kala dianggap sebagai “orang yang kesurupan”  yang mengalami gangguan mental dimasuki oleh roh-roh. Maka dari itu penyembuhannyapun juga melalui healer, shaman atau penyembuh yang lebih dikenal dengan istilah dukun.

Zaman Renaisans
Saat para pasien sakit mental tenggelam dalam dunia takhayul, zaman ini tepatnya digambarkan sebagai “terang dalam kegelapan”. Di Switzerland, mengakui penyebab rasional penyakit mental dan menolak adanya kaitan dengan demonology. Di Prancis, lebih menggunakan pendekatan yang manusia terhadapa para pasien sakit mental,menganggap bahwa penyakit mental tidak berbeda dengan penyakit fisik.Tahun 1724 : Pendeta Cotton Mather menjelaskan masalah kejiwaan yang menyebabkan gangguan yang terjadi di dalam tubuh sekaligus mematahkan takhayul yang berkembang selama ini.

Abad XVII – Abad XX
Pada abad ini masih merupakan proses peralihan dan pendekatan demonologis ke pendekatan ilmiah terhadap penyakit mental karena memang tidak terjadi dalam waktu yang singkat. Disini dipusatkan pada klasifikasi dan system, suatu hal yang mungkin sama dengan analisis system. Kekangan-kekangan yang sangat kejam terhadap para pasien sakit mental dan menyarankan agar memberikan perawatan yang manusiawi terhadap orang-orang gila di Jerman sangat ditentang. Tahun 1812 : Benjamin Rush menjadi orang pertama yang mencoba menangani penyakit mental secara manusiawi. Llu itu di Inggris, muncul optimisme dalam menangani pasien sakit jiwa dengan perkembangan teori dan teknik untuk menangani orang sakit jiwa ini di rumah sakit. walaupun dalam prakteknya sering mengalami kegagalan sehingga lambat launpun muncul masa terapi pesimisme.Tahun 1908 : Clifford Beers yang pernah menjadi pasien rumah sakit jiwa dengan penanganan yang benar maupun yang salah mengeluarkan buiku “A Mind That Found Itself”. Buku tersebut langsung memberikan efek yaitu menyebarkan visinya mengenai gerakan kesehatan mental. Beers lalu mendirikan Masyarakat Connecticut yang merupakan akar dari Asosiasi Kesehatan Mental Nasional. Dan pada tahun 1950  diteruskan untuk melanjutkan mendidik publik Amerika pada isu-isu kesehatan mental dan mempromosikan kesadaran akan kesehatan mental.


PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL
Orientasi klasik, merupakan suatu pandangan pada masa awal adanya kesadaran tentang perlunya perlakuan yang lebih manusiawi terhadap penyandang gangguan mental. Secara lebih sempit, pengertian dari “klasik” berupa kajian kesehatan mental lebih diperuntukkan bagi orang yang mengalami gangguan dan penyakit jiwa. Oleh sebab itu, pada masik klasik dahulu lebih banyak focus pada biologis-medis dan terapeutik dan kuratif serta menanggulangi penyembuhan konflik – konflik atau trauma masa lalu.

Orientasi Penyesuaian Diri, mengacu pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan diri sendiri dan norma sosial. Orang yang normal mampu menyesuaikan diri sehingga lebih mampu terhindar dari konflik yang ada. Oleh sebab itu semua, kriteria kesehatan mental juga bisa dilihat dari bagaimana cara kita belajar respon yang adaptif.


Orientasi Pertumbuhan, setiap orang memiliki kekuatan positif dan korektif, dilain hal juga manusia dalan proses pertumbuhannya pelepasan sumber – sumber yang tersembunyi dari bakat, kreativitas, energy dan dorongan (primary/secondary). Fokus dalam pendekatan pertumbuhan ini kea rah apa individu “akan menjadi” atau aktualisasi potensi diri dimasa depan.

Siswanto.(2007).Kesehatan Mental : Kesehatan Mental – Konsep, Cakupan dan Perkembangannya.Yogyakarta: ANDI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar