Sabtu, 15 Februari 2020

Terima Kasih


Mereka berkata akhinya aku bisa, ya aku memang bisa… bisa keluar dari zona nyaman ku, dan aku tidak pernah membayangkan akan hal itu, terjadi begitu saja. Saat ini aku belum sepenuhnya dapat pulih dari rasa itu, rasa yg pernah ada lalu dia buang begitu saja. Aku masih bertanya- tanya apa yang terjadi? mengapa begini? mengapa terjadi kepadaku? Oh Tuhan… sungguh aku tidak pernah membayangkan akan terjaid seperti ini, semua diluar rencanaku, rencana yang sudah ku susun sedemikian rupa namun hilang begitu saja. Kenangan yg pernah di lalui di labirin tersebut seketika terlupakan, seseorang yang sangat kuharapkan dapat berjalan bersamaku hingga akhir ternyata pergi, seseorang yang hanya berjalan menuju sebuah pintu namun tak mampu untuk membuka pintu tersebut. Bahkan sekedar mengetuk nya saja pun iya tak mampu. Dia hanya mengantar ku sampai depan pintu, lalu dia berbalik arah ntah kemana. Yang kutahu saat ini, dia berjalan bersama seseorang menuju pintu lain. Ntah lah apakah dia akan menetap dipintu tersebut atau hanya mengantarnya kembali.
Namun yang kutahu saat ini pula, ternyata diriku masih dapat tersenyum bahkan tertawa, tenyata aku baik-baik saja, bahkan aku bisa menjadi lebih baik dari apa yang aku fikirkan. Aku bisa mulai berjalan untuk melewati labirin lain tanpa perlu rasa cemas dan khawatir seseorang akan meninggalkanku. Seseorang berkata kepadaku, bahwa jika nanti aku menemukan seseorang lain yang bersedia berjalan bersamaku, aku tak boleh  mengenggamnya terlalu erat tapi buatlah dia tidak melepaskan genggamanku. Ya aku rasa itu benar. Terima kasih untuk mu yang telah meninggalkan ku dan melepaskan genggamannku, karena mu aku belajar bahwa kesetian itu tidaklah mudah dan sebuah kesetian itu butuh perjuangan. karenamu kau telah memberikan kesempatan kepada sesorang yang jauh lebih baik untuk datang dihidupku. Dan aku menyadarinya bahwa sebuah  kesetian itu sangatlah mahal. Terimakasih untukmu yang meninggalkanku, karenamu sekarang aku menjadi wanita yang lebih kuat, dan karenamu pula aku sadar siapa yang pantas diperjuangkan dan tidak. Terima Kasih J

Senin, 10 Februari 2020

"Akhirnya Kau Bisa"



9 Juni 2012, ya itulah awal kisah ku…. Awal dari sebuah perjalanan disebuah labirin dengannya. Singkat cerita, ketika pertama kalinya aku memasuki sebuah labirin dengan “kamu”, ya kamu yg kusebut dengan kekasihku. Saat itu… ketika kita memasuki labirin tersebut kita bergandengan tangan. WOOOWWW dunia serasa sangat indah, yaaa seketika mataku buta, namun buta dengan cinta. Begitulah aku memaknai nya setelah mengenalmu. Kita berputar disebuah labiran yang sangat memiliki banyak pintu, dan kita sendiri belum tau kemana arah pintu yang akan kita tuju nantinya. namun, kita sangat bahagia untuk beberapa saat hingga kita belum memutuskan arah pintu mana yg akan membawa kita keluar. Kita hanya berjalan saling bergandengan tangan dan tanpa sebuah perbekalan. Yaa aku harap kalian tau maksud dari sebuah perbekalan. Seiring waktu kita lelah karena kita hanya berjalan tanpa tujuan, kita duduk sejenak dan berbincang tentang pintu mana yang akan membawa kita keluar dari sebuah labirin ini. Hufttttt itu sangat lama untuk memikirkannya, hingga akhirnya kita memutuskan untuk menuju pintu 8. Kenapa ku sebut delapan? Hmm itu rahasia dan kurasa hanya beberapa dari kalian yg mengetahuinya hehe.

Setelah kita memutuskan bahwa pintu 8 yang akan kita tuju, kita memulai dengan melewati satu persatu pintu, dimana ketika kita melewatinya disitu banyak sekali rintangan atau cobaan yang mengganggu dan memisahka kita. Sedih senang tawa suka dan duka kita lewati dengan saling bergandengan tangan. Begitu banyak pengorbanan dan luka yg kita lewati, hingga aku lupa rasanya sakit. Kita sangat bahagia kala itu, dan sekali lagi kita melupakan sebuah perbekalan. Hhhh kita kebingungan karena kita sudah mencapai pintu ke 6 namun perbekalan yg kita miliki hanya sedikit dan itu membuat kita sedikit ragu untuk mecapai pintu 8 dengan perbekalan yg seadanya. Kita saling bertanya “apakah cukup?” Aku hanya dapat berkata “Jika tuhan berkehendak  tidak ada yg tidak mungkin”. Dan kita berjalan lagi dengan penuh keyakinan, namun apakah kalian tau? Ketika kita memasuki pintu ke 7? Sekali lagi saya katakan  WOOWW disitu sangat banyak rintangan dan bahkan aku sendiri tidak yakin kita dapat melewatinya.

Dan benar saja, beberapa rintangan sangat rumit dan sangat menguras emosi dan fikiran. Seketika kita berdua kelelahan dan bertanya, “apa yang harus kita perbuat?”.  Aku terdiam dan hanya menggandeng tangannya kembali untuk berjalan. Namun apa kalian tau apa yg selanjutya terjadi? Hhhhh ternyata di kejauhan dia melihat sebuah persinggahan, namun berbeda dari jalan yang akan kita tuju. Dia memaksa untuk bersinggah sejenak, tapi aku tak melepaskan tangan nya, karena aku takut berjalan seorang diri. Aku mencoba untuk meyakinkan nya bahwa dipintu 8 nanti kau akan dapat beristirahat dengan ku. Namun dia tetap bersikeras untuk pergi ke persinggahan tersebut, bahkan untuk melepaskan tanganku yg menggenggamnya dia tega menancapkan duri. Sakit….sakit sekali dan akhirnya kulepaskan genggaman ku, lalu dia berlari menuju persinggahan tersebut dan ku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Ku menunggu beberapa saat, namun ternyata dia tak kembali. Akhirnya ku coba menghampiri namun kulihat dia sedang tertidur nyaman. Yaa sangat nyaman tanpa memperdulikan awal dan tujuan kita untuk menuju pintu 8. Ku mencoba membangunkannya namun dia begitu terlelap, akhirnya kuputuskan juga untuk beristirahat.

Dan kalian tau apa yg selanjutnya terjadi? Ketika aku bangun dari istirahatku, ternyata dia sudah berjalan dengan seseorang yg tidak ku kenal menuju pintu lain. Sejenak aku terdiam dan meneteskan air mata, aku bingung sungguh bingung. Lalu ku berteriak memanggil dan, meyakinkannya untuk kembali berjalan bersamaku. Namun dia hanya menoleh dan berkata “aku lelah”. Saat itu aku sungguh tak tau harus berbuat apa, sesak dadaku… aku hampir berputus asa, namun ternyata Tuhan tidak membiarkan ku begitu saja, dia berbisik dan memberiku kekuatan untuk melanjutkan perjalanan. Ya tapi perjalanan yang berbeda. Kenapa berbeda? Karena perjalan menuju pintu 8 hanya dapat dilalui dengan bergandengan tangan, dan kini aku seorang diri. Ku mencari jalan keluar dari labirin yang sesak ini, jalan yang berbeda dari jalan tujuan awal ku dengannya dan itu tidaklah mudah begitu banyak rintangan pula, hingga suatu waktu ku menemukan suatu pintu, Pintu yang begitu terang. Sejenak ku terdiam dan memandangi pintu itu dan mulai bertanya “apa yang ada didalam sana?”.dengan penuh keyakinan ku buka pintu tersebut dan kulihat dunia yg begitu terang dan banyak orang tersenyum kepada ku.. lalu salah seorang itu menghampiriku dan berkata “Akhirnya Kau Bisa

Tamat

Note : Untuk kamu yg disana yg sudah berdua dengannya, aku harap kamu baik-baik saja dan berbahagia. Aku doakan yg terbaik untuk mu.
_ADP_